Kamis, 02 Juli 2015

Transaksi On line

063. BUYU' : Transaksi On Line

PERTANYAAN

Irawan Khan
Jual beli ONLINE, gimana ya ? kok ga sesuai dengan contoh jual beli islam

JAWABAN

>> Mbah Jenggot
Berikut ini adalah salah satu keputusan bahtsul masil diniyah waqi’iyah pada muktamar ke-32 di Makassar, 23-28 Maret 2010. (red)

Kemajuan teknologi dan Informasi telah mengantarkan pada pola kehidupan umat manusia lebih mudah sehingga merubah pola sinteraksi antar anggota masyarakat. Pada era teknologi dan informasi ini, khususnya internet, seseorang dapat melakukan perubahan pola transaksi bisnis, baik berskala kecil mapun besar, yaitu perubahan dari paradigma bisnis konvensional menjadi paradigma bisnis elektronikal. Paradigma baru tersebut dikenal dengan istilaH Electronic Commerce, umumnya disingkat E-Commerce.

Kontrak elektronik adalah sebagai perjanjian para pihak yang dibuat melalui sistem elektronik. Maka jelas bahwa kontrak elektronikal tidak hanya dilakukan melalui internet semata, tetapi juga dapat dilakukan melalui medium faksimili, telegram, telex, internet, dan telepon. Kontrak elektronikal yang menggunakan media informasi dan komunikasi terkadang mengabaikan rukun jual-beli (ba’i), seperti shighat, ijab-qabul, dan syarat pembeli dan penjual yang harus cakap hukum. Bahkan dalam hal transaksi elektronikal ini belum diketahui tingkat keamanan proses transaksi, identifikasi pihak yang berkontrak, pembayaran dan ganti rugi akibat dari kerusakan. Bahkan akad nikah pun sekarang telah ada yang menggunakan fasilitas telepon atau Cybernet, seperti yang terjadi di Arab Saudi.

Pertanyaan:
1. Bagaimana hukum transaksi via elektronik, seperti media telepon, e-mail atau Cybernet dalam akad jual beli dan akad nikah?
2. Sahkah pelaksanaan akad jual-beli dan akad nikah yang berada di majlis terpisah?
3. Bagaimana hukum melakukan transaksi dengan cara pengiriman SMS dari calon pengantin pria berisi catatan pemberian kuasa hukum (wakalah) kepada seseorang yang hadir di majlis tersebut?

Jawaban:
1. Hukum akad jual beli melalui alat elektronik sah apabila sebelum transaksi kedua belah pihak sudah melihat memenuhi mabi’ (barang yang diperjualbelikan) atau telah dijelaskan baik sifat maupun jenisnya, serta memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun jual beli lainnya.

Sedangkan hukum pelaksanaan akad nikah melalui alat elektronik tidak sah, karena:
(a) kedua saksi tidak melihat dan mendengar secara langsung pelaksanaan akad;
(b) saksi tidak hadir di majlis akad;
(c) di dalam akad nikah disyaratkan lafal yang sharih (jelas) sedangkan akad melalui alat elektronik tergolong kinayah (samar).

2. Pelaksanaan akad jual-beli meskipun di majlis terpisah tetap sah, sedangkan pelaksanaan akad nikah pelaksanaan akad nikah yang berada di majlis terpisah di majlis terpisah tidak sah.

3. Hukum melakukan akad/transaksi dengan cara pengiriman SMS dari calon pengantin pria berisi catatan wakalah (pemberian kuasa hukum) kepada seseorang yang hadir di majlis tersebut hukumnya sah dengan syarat aman dan sesuai dengan nafsul-amri (sesuai dengan kenyataan).

Pengambilan dalil dari:
1. Nihayatul Muhtaj, Juz 11, hal. 285 (dalam maktabah syamilah)
2. Al-Majmu’, Juz 9, hal. 288.
3. Hasyiyatul Bujairimi ‘alal Manhaj, Juz 11, hal. 476.
4. Hasyiyatul Bujairimi ‘alal Khatib, Juz 2, hal. 403.
5. I’anahtuth Thalibin, Juz 3, hal. 9. Dll.

Sumber Nahdlatul Ulama.

>> Masaji Antoro
Wa'alaikumsalam
Akad jual beli melalui alat elektronik hukumnya di tafshil sebagai berikut :

>> Jika mabi’ (barang yang dijual)-nya sudah dilihat dengan jelas oleh kedua belah pihak sebelum melakukan transaksi maka hukumnya sah.

>> Jika mabi’ belum dilihat dengan jelas maka hukumnya tidak sah, kecuali apabila mabi’ dijelaskan sifat dan jenisnya.

الثاني: التلفظ - بحيث يسمعه من بقربه عادة، وإن لم يسمعه المخاطب - ويتصور وجود القبول منه مع عدم سماعه، بما إذا بلغه السامع فقبل فورا، أو حمل الريح إليه لفظ الايجاب فقبل كذلك، أو قبل اتفاقا - كما في البجيرمي، نقلا عن سم - فلو لم يسمعه من بقربه لم يصح.

Rabu, 17 Juni 2015

ROJAK DAN KHAUF




ROJA' DAN KHOUF SEBAGAI ALTERNATIF BAGI KEJUMUDAN HATI
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

kesuksesan abid (ahli ibadah) dalam meredam penghalang2 ibadah, tetapi yang muncul selanjutnya adalah melemahnya semangat, menjadi pemalas, tidak tergerak melakukan yang baik, cenderung santai, memperturutkan segala keinginan nafsu dan menikmatinya, menjadi pengangguran, dalam kondisi seperti ini di butuhkan
 1. pendorong pada kebaikan dan ketaatan dan semangat merealisasikannya, itulah roja' (penuh harap) pada Alloh dg segala janji2nya
2. pencegah yang menghalangi dan melemahkannya berbuat buruk dan maksiat, itulah khauf (takut)atas segala macam dari ancaman Alloh bagi pelaku dusa

tes


GEGAP GEMPITA MENYAMBUT KEHADIRAN RAMADLAN

GEGAP GEMPITA MENYAMBUT HADIRNYA RAMADLAN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

اللـــــهم بارك لنا فى رجب وشعباك وبلغنا رمضان وحصل مقاصدنا

“Ya Allah berkahilah kami dalam bulan rajab, dan sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan ramadhan dan kabulkanlahlah segala cita-cita kami”

من فـــرح بدخول رمضان حرم الله جسده على النيران  (النسائ)

“Barang siapa yang bergembira, dengan datangnya bulan ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya dari jilatan Api Neraka” (HR. al Nasai)

Apakah cukup dengan merasa gembira saja akan menyelamatkan kita dari api neraka?

Gembira seperti apakah yang dimaksud dalam hadits diatas ?

Uforia seperti apakah yang dimaksud rasul ?



Analogi gembira…

Gembira dan bahagia…

Menyambut datangnya calon mempelai pria dan rombongan..

Melakukan persiapan …

Pasang tenda..

Pasang kursi ..

Pasang karpet ..

Sewa gedung..

segala sesuatu dipersiapkan meskipun melampaui batas kemampuan..meski harus meminjam uang dsb.

Karena ingin tamu yang datang merasa puas ……..

Gembira dan bahagia menyambut ramadhan, berarti melakukan persiapan agar tamu “ramadhan” yang datang tidak disia-siakan

Perintah puasa ramadhan terdapat dalam surat al Baqarah ayat 83.

183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,



Sebelum perintah puasa terdapat 3 ayat yang memberikan perintah yang memiliki relevansi dengan persiapan sebelum puasa

1. al baqarah 168.

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Ayat ini memberikan perintah, bahwa sebelum melakukan puasa kita harus melakukan dua hal :

-         Makan makanan yang halal dan bergizi

-         Tidak mengikuti bisikan syaitan.

a. Makanan halal dan bergizi

Selama sebulan penuh manusia berusaha untuk kuat menahan lapar dan dahaga di siang hari, dengan tetap dapat melakukan aktifitasnya dengan baik.

Dimalam hari bulan puasa, manusia berusaha untuk dapat melakukan ibadah yang banyak, seperti shalat tarawih, tahajud, tadarus, I’tikaf, dll..

Jam tidur berkurang karena melakukan sahur.

Olah karenanya puasa merupakan salah satu ibadah yang memerlukan fisik serta kesehatan tubuh yang prima.

Makanan yang halal serta bergizi merupakan kebutuhan mutlak sebagai sumber energi dan suplemen bagi tubuh.

Menjelang ramadhan fisik kita harus sehat dan bugar, sehingga menjelang ramadhan harus diasupi suplai makanan yang sehat, halal, serta memiliki nutrisi yang baik.

Memakan makanan yang memiliki kontraindikasi dengan riwayat kesehatan seseorang dapat memicu penyakitnya kambuh.

Hindari makanan berkolesterol tinggi bagi yang memiliki kolesterol.

Hindari makanan dengan kadar keasaaman tinggi, kafein tinggi, dsb bagi yang memiliki riwayat magg

Hindari kacang-kacang bagi yang memiliki asam urat, dsb

Beralih kepada makanan yang sehat …

Berpuasa dengan jasmani yang sehat dan bugar..

b. Tidak mengikuti bisyikan syaitan

Puasa adalah menahan hawa nafsu

Sebelum puasa harus ada warming up, dengan mulai menata hati, fikiran dan perbuatan untuk tidak mengikuti ajakan-ajakan syaitan.

Masuk bulan puasa, hawa nafsu sudah terbiasa terkendali

2. Surat al Baqarah ayat 172

172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.



Ada dua perintah dari ayat ini :

-         memakan, memakai rezeki yang bersih dan suci

-         bersyukur

Dari sehat jasmani menuju sehat rohani

Ramadhan adalah bulan ibadah

Salah satu syarat dari diterimanya ibadah harus suci badan dan pakaian kita dari kotoran

Kotoran terbagi dua :

-         Lahir : najis

-         Batin : rezeki yang subhat bahkan haram

Sucikan badan, pakaian dan segala yang kita pakai dari hal-hal yang subhat apalagi haram.

Subhat adalah sesuatu yang tidak jelas kehalalan atau keharamannya.

Haram adalah seuatu yang karena dzatnya, sifatnya, cara perolehannya atau penggunaannya dilakukan atas dasar larangan.

Rasulullah saw bersabda



كل لحم نبت من الحرام فالنار أولى به

“Setiap daging yang tumbuh dari barang yang haram maka api nerakalah yang lebih utama untuk membakarnya”.

Sebelas bulan selain ramadhan sering memakan / mengambil uang yang subhat bahkan mungkin haram.

Menjelang ramadhan bersihkan penghasilan kita dari subhat bahkan haram.

Bersyukur

Syukur artinya mengolah, memanfaatkan, dan mendaya-gunakan segala apa yang telah diberikan Allah swt kepada kita sesuai dengan kehendak-Nya.

Menjelang ramadhan siapkan kemampuan financial karena ramadhan adalah bulan ibadah.

Kita dapat beribadah dengan tenang dan tidak terlalu disibukan dengan perkara dunia.

3. al baqarah 178

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.

Secara tektual ayat ini merupakan ayat hukum tentang qishas

Secara kontektual ayat ini memerintahkan untuk saling memaafkan antara sesama manusia, dan memberikan maaf lebih dahulu kepada orang yang memiliki kesalahan kepada kita adalah sebuah kebaikan yang hakiki.

Puasa adalah bulan untuk membakar dan menghapus dosa.

Dosa terbagia dua :

-         Dosa kepada Allah

-         Dosa kepada sesama manusia

Dosa kepada Allah swt dapat diampuni Allah dengan pertaubatan dan melakukan kebaikan.

Dosa kepada sesama manusia hanya akan diampuni Allah, apabila sudah saling memaafkan.

Agar keluar dari ramadhan kita terbebas dari dosa kepada Allah dan sesama manusia, maka sebelum ramadhan kita saling memaafkan.

Budaya munggahan adalah wahana saling memaafkan

Setelah kita mempersiapkan jasmani dan rohani selanjutnya kita siapkan ilmu puasa.

Hadits Rasulullah saw

وكل من بغير علم بعمله, عمله مردودة لا تقبل

“Dan setiap manusia yang beramal tanpa ilmunya, maka amalnya tertolak tidak akan diterima”.

Persiapkan pengetahun kita tentang puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan ramadhan.

-         Syarat dan rukun puasa

-         Hal-hal yang membatalkan puasa

-         Hal-hal yang membatalkan pahala puasa

-         Syarat dan rukun zakat

-         Tatacara shalat tawarih dan witir

-         Dsb

“Persiapan yang maksimal akan membawa kita kepada keberhasilan”

Rasulullah saw bersabda :

“Barang  siapa berpuasa di bulan ramadhan atas dasar iman dan ikhlas, maka akan diampuni segala dosa yang telah terlewat”.

Orang yang berpuasa, akan keluar dari ramadhan bersih putih, tanpa cacat noda dan dosa, laksana bayi yang baru terlahir dalam keadaan suci dan fitrah

Kesucian diri, kesuksesan puasa, kefitrahan seseorang setelah berpuasa berbeda-beda sesuai dengan kadar puasanya.



Mari bulatkan tekad dan mantapkan keyakinan bahwa ramadhan tahun ini adalah ramadhan yang terbaik selama hidup kita.

Ramadhan dengan kualitas ibadah kita yang terbaik

Ramadhan dengan kualitas sedekah kita yang terbaik

Ramdahan dengan kualitas pengucian diri yang terbaik.



Ketahuilah...

Masa yg hilang tidak bisa diulang

Raihlah kesempatan yg belum tentu ada lagi

Datang pada bulan ini...

Setiap perbuatan baik pahalanya berlipat ganda

Seribu kali pahala biasa

Perbanyaklah membaca Al Qur’an

Hormatillah orang yg berpuasa

Jagalah lidahmu dari hal yg tak berguna

Peliharalah penglihatanmu dari dosa

Ingatlah!

Lusa belum tentu kita berjumpa

Dengan Ramadhan....

Wallahu a’lam bishhowab

MUKJIZAT NABI ZAKARIYA

Memetik pelajaran mu'jizat Allah kepada Nabi Zakariya beserta keluaganya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
keresahan dan kehawatiran Nabi Zakariya, di usia senja tak kunjung di karunia generasi penerus penegak islam, ia telah  memvonis diri dan istrinya sebagai insan yang mandul,  namun atas dasar kepercayaan dirinya akan do'anya selalu di dengar Allah, ia mencoba bermohon kepada Alloh mengungkapkan uneg2-nya di karunia putra. benar keyakinannya, do'anya di dengar Allah, memperoleh jawaban akan di karuniai anak Yahya nama yang belum pernah di pakai sebelumnya,  dengan sedikit ragu melihat realita dirinya yang sudah sepuh, istrinya sudah di klaim mandul, dalam rangka memantapkan ketenangan hatinya atas jawaban Alloh ini, beliau meminta tanda2, anda tak akan bisa ngumung dlm waktu tiga hari. demikian jawaban dari Allah.
(qs.maryam 1-10)

MENELIKUNG NAFSU

 MENELIKUNG NAFSU
~~~~~~~~~~~~~~~~
 DALAM sebuah riwayat dikisahkan, bahwasanya setelah Allah menciptakan akal dan dinobatkan sebagai ciptaan Allah yang mulia, maka Allah menciptakan nafsu. Ketika nafsu diperintahkan menghadap dan Allah bertanya kepadanya: ”Siapakah dirimu dan siapakah Aku?” Nafsu pun dengan santainya menjawab, ”Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau.” Jawaban nafsu yang masih bersifat menentang itu, pada akhirnya membuat dia dicelupkan ke dalam neraka Jahim oleh Allah’Azza wa Jalla.

      Setelah mendekam dalam neraka Jahim selama seratus tahun, nafsu kemudian dikeluarkan dan kepadanya diajukan kembali pertanyaan yang sama. ”Siapakah engkau dan siapa Aku?” Agaknya, pencucian selama seratus tahun di dalam neraka Jahim belum membuat nafsu jadi sadar tentang siapa dirinya dan siapa yang menciptakannya.

Jawaban yang diberikan oleh nafsu, masih tetap sama dengan sebelumnya. ”Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau.” Kebodohan nafsu inilah yang membuatnya harus dicelup lagi ke dalam neraka Juu’.

            Usai menjalani pencucian di dalam neraka Juu’ selama seratus tahun, nafsu kembali ditanya tentang hal yang sama. Kali ini, nafsu sudah mulai menyadari tentang siapa dirinya. ”Aku adalah hambaMu dan Engkau adalah Tuhanku,” demikian jawabnya. Konon, karena kebodohan dan pembangkangan nafsu inilah, maka Allah kemudian mewajibkan kepadanya untuk berpuasa. Paling tidak, dalam setahun, Allah memerintahkan hambaNya untuk berpuasa selama satu bulan penuh.


Bulan Pembakaran

       SEBAGAIMANA diketahui, bahwasanya bulan Ramadhan bermakna bulan pembakaran. Dalam bulan ini, nafsu dibakar – sebagaimana pembakaran dalam neraka Jahim dan neraka Juu’ tadi – sebagai sebuah proses pencucian agar nafsu semakin menyadari tentang siapa dirinya dan siapa Penciptanya.

Apabila sebelumnya Allah yang melakukan pencucian secara langsung, maka setelah manusia diturunkan ke muka bumi, manusia pun diberi kewajiban untuk berjuang mencuci nafsunya sendiri. Proses pencucian dengan berpuasa itulah yang merupakan suatu bentuk perjuangan manusia, sebagai tanda bahwa manusialah yang butuh dirinya untuk dibersihkan. Bukan Allah yang membutuhkan mereka jadi bersih. Dengan kata lain, manusialah yang membutuhkan Allah, bukan Allah yang membutuhkan manusia.

        Alhasil, manusia harus pandai-pandai dalam memanage hawa nafsunya agar tidak menjadi pembangkang dan lupa akan siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Apabila manusia sampai lalai untuk melemahkan hawa nafsunya sendiri, maka nafsu bisa berbalik jadi pembangkang dan menganggap dirinyalah sebagai Sang Penguasa.

Dalam hal ini, hawa nafsu itu sangat pandai dalam mengeruk keuntungan demi kepentingan dirinya sendiri. Tidak peduli bagaimanapun caranya. Baik itu dengan cara samar-samar maupun dengan terang-terangan, halus maupun kasar. Sebaliknya, nafsu itu tidak pandai dalam memahami segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan kepentingannya.

       Akan tetapi, nafsu selalu mencari cara agar segala sesuatu itu bisa bersentuhan dengan kepentingannya. Oleh karena itulah, manusia banyak yang sering tertipu oleh hawa nafsunya sendiri. Boleh jadi, seseorang mengira dirinya sudah berjalan sesuai aturan Tuhannya. Tetapi, ternyata, ia tengah berjalan di atas jalur alternatif yang dibuat oleh hawa nafsunya.

Padahal, jika jalur itu dibuat oleh hawa nafsu, maka sudah barang tentu, tujuan akhirnya bukanlah husnul khatimah. Sebab, yang ingin dituju oleh hawa nafsu adalah segala sesuatu yang memuaskan dirinya. Bukan menuju Tuhan Yang Sebenarnya.

        Dalam tataran inilah, dapat kita pahami, jika Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa hawa nafsu itu adalah asistennya setan. Mengapa demikian? Sebab, hawa nafsu senang menyenangkan dirinya sendiri. Sedang setan itu merasa senang jika manusia bisa lupa pada kesenangan Tuhannya.

Orang yang senang menyenangkan dirinya sendiri, maka ia lebih cenderung untuk lupa pada kesenangan Tuhannya. Hal ini dikarenakan, upaya yang dilakukan untuk menyenangkan diri sendiri itu menjadi hijabyang menutupi mata hati kita, sehingga kita tidak bisa melihat apa saja yang menjadi kesenangan Allah itu.


Kehilangan Arah

        APABILA seseorang lebih senang menyenangkan hawa nafsunya, maka ia sebetulnya tengah memposisikan hawa nafsunya sendiri sebagai raja yang menguasai dirinya. Tatkala hawa nafsu sudah menjadi raja, maka manusia akan susah melemahkannya dan cenderung aktif memperturutkan apa yang menjadi keinginan hawa nafsu.

Akibatnya yang lebih jauh lagi adalah, manusia jadi kehilangan arah tujuan dalam hidupnya. Apakah arah yang sebetulnya dituju oleh manusia dalam hidup ini? Yakni, Tuhan Yang Sebenarnya. Sedangkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya itu adalah alat untuk menuju Tuhan Yang Sebenarnya itu (Allah).

       Misalnya, orang hidup itu membutuhkan makanan untuk menegakkan dan menguatkan tulang-tulangnya. Jika tulang-tulangnya kuat dan badannya bisa tegak atau tidak lemah, maka ia dapat menjalankan kehidupannya dengan tenang. Jika hidupnya tenang, maka ia akan selalu memiliki pikiran yang positif dan dapat beribadah dengan tenang pula.

Maka dalam hal ini, makanan adalah alat untuk menuju Tuhan Yang Sebenarnya. Alhasil, manakala kita memperoleh suatu makanan atau memasukkan makanan ke dalam tubuh kita, maka kita mensyukuri akan kemurahan Allah yang telah memberikan kita makanan. Sehingga dengan adanya makanan itu, tubuh kita tidak menjadi lemah dan kita dapat beribadah dengan tenang.

         Jangan sampai terbalik, menjadikan makanan sebagai tujuan dalam hidup ini. Orang yang menjadikan makanan sebagai tujuan hidupnya akan berpandangan: ”Orang hidup itu untuk apa toh? Bukankah orang hidup itu untuk makan? Bukankah agar bisa hidup, kita harus makan? Oleh karena itu, makanan apa saja yang saya inginkan, lebih baik saya turuti. Bukankah kita mencari nafkah, juga untuk bisa membeli makanan? Lalu, mengapa kita harus menahan diri untuk makan? Selama masih bisa masuk ke perut, ya makan saja.”

       Kelihatannya, pandangan itu benar adanya. Akan tetapi, jika kita simak lebih seksama, maka dalam pandangan itu, kita telah menjadikan makanan sebagai tujuan dalam hidup. Akibatnya, kita hanya memikirkan makanan apa yang kita sukai dan yang tidak kita sukai. Makanan apa yang ingin kita makan saat ini, dan makanan apa yang akan kita makan nanti.

Pikiran kita disibukkan dengan makanan. Jika tidak bisa makan atau tidak punya makanan, maka kita menjadi susah setengah mati. Seakan-akan hidup kita sudah berhenti sampai di situ. Kita jadi lupa, bahwa makanan itu hanyalah salah satu alat untuk menuju Tuhan. Sedang alat itu, bisa ditarik oleh Allah kapan saja Dia mau. Apabila kita dibuat tidak bisa makan atau tidak punya makanan, maka masih banyak alat lainnya yang dapat digunakan untuk menuju Allah.

keutamaan ramadlan

Kata Ramadlan adalah isim masdar dari kata “Romidlo” yang berarti Panas. dan Menurut sebagian pendapat kata Romidlo ditafsiri dengan kata “Haroko” yang menggunan makna dari kata “Maha yamhu” yang berarti melebur. Dengan masuknya bulan puasa, kita dapat melakukan puasa romaldon, sehingga dengan puasa akan mampu membakar dan menghilangkan dosa-dosa kita.
Dalam sebuah riwayat dikatakan, Ramadlan adalah bagaikan air hujan yang mengguyur tanah yang gersang, dan air hujan tersebut mampu menumbuhkan tanah yang gersang menjadi tanah yang subur makmur, menumbuhkan tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang bisa kita manfa’atkan. Ramadlan juga bagaikan air yang digunakan untuk membersihkan diri kita sehari hari, jika seseorang selalu membersihkan dirinya setiap hari dengan air, maka dirinya pun akan tampak terlihat bersih dan beseri-seri serta merasa nyaman. Bagitu pula puasa juga mampu menghapus dan membersihkan diri seseorang dari dosa-dosa yang telah ia lakukan setiap harinya. Dan barang siapa yang mau berpuasa maka dirinya akan tampak sehat, bertambah semangat, bersih dan berseri-seri serta merasa tentram dan nyaman. Karena ia telah menjalankan sebuah amanah dari tuhannya, yakni melakukan puasa Ramadlan satu bulan penuh, yang akhirnya ia tidak dihantui rasa takut akan amanah itu ketika dimintai pertanggung jawaban amanah tersebut.
Syekh ‘Abdurrohman Al-Shofuri Al-Syafi’I dalam kitab “Nuzhah Al-Majalis” menjelaskan, bahwa rahasia bulan Ramadlan bisa kita telaah melalu isyarah huruf dari kata Ramadlan itu sendiri:
قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنْ الصَّفُوْرِيْ الشَّافِعِيِّ فِي نُزْهَةِ الْمَجَالِسِ: رَمَضَانُ خَمْسَةُ أَحْرُفٍ، فَالرَّاءُ رِضْوَانُ اللهِ لِلْمُقَرَّبِيْنَ، وَالْمِيْمُ مَغْفِرَةُ اللهِ لِلْعَاصِيْنَ، وَالأَلِفُ أُلُفَةُ اللهِ لِلْمُتَوَكِّلِيْنَ، وَالنُّوْنُ تَوَالُ اللهِ لِلصَّادِقِيْنَ اهـ
Artinya : “Berkata syekh Abdurrohman Al-shofurri Al-Syafi’I kitab Nuhzah Al-Majalis; “Ramadlan adalah terdiri dari lima huruf: maka huruf Ro’ menunjukkan arti Ridlo Allah kepada para hamba-Nya yang dekat. huruf Mim menunjukkan, Ampunan Allah kepada orang-orang yang berbuat maksiat. Huruf Alif menunjukkan kecintaan Allah kepada orang-orang yang Tawakkal, huruf Nun menunjukkan arti Anugerah Allah kepada orang-orang yang jujur”.
Begitu juga keterangan yang terdapat dalam kitab “Fadlo’il Syahru Ramadlan” juga menjelaskan hal yang senada.
حَدَّثَنَا الْمَسْعُوْدِى قَالَ: بَلَغَنِيْ أَنَّ مَنْ قَرَأَ فِيْ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فِيْ التَّطَوُّعِ “ِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا” (الفتح :1) حُفِظَ فِيْ ذَلِكَ الْعَامِ .
Artinya: “Al-Mas’ud telah menceritakan kepadaku, ia berkata; “Telah sampai padaku, barang siapa pada malam hari dari bulan Ramadlan membaca Ayat “inna Fatahna laka fathan Mubiina” “Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata”. (QS. Al-Fath: 1) ketika melaksanakan sholat sunah, maka ia akan di jaga (dari perbuatan dosa-dosa) pada tahun itu”.
رَمَضَانُ خَمْسَةُ أَحْرُفٍ؛ اَلرَّاءُ: رِضْوَانُ اللهِ، وَالْمِيْمُ مَحَابَةُ اللهِ عَنِ الْعُصَاةِ، وَالضَّادُ: ضَمَانُ اللهِ. وَاْلأَلِفُ: أُلُفَةُ اللهِ، وَالنُّوْنُ: نُوْرُ اللهِ، فَهُوَ شَهْرُ رِضْوَانٍ وَمَحَابَةٍ وَضَمَانٍ وَأُلُفَةٍ وَنَوَالٍ وَكَرَامَةٍ لِلأَوْلِيَاءِ وَاْلأَبْرَارِ.
Artinya : ”Ramadlan adalah terdiri dari lima huruf: maka huruf Ro’ menunjukkan arti Ridlo Allah. Huruf Mim menunjukkan, kecintaan Allah kepada orang-orang yang berbuat maksiat dengan Ampunan-Nya. Huruf Dlod menunjukkan arti, tanggungan Allah (Maksudnya: Allah akan menanggung orang yang berpuasa dari sentuhan api neraka). huruf Alif menunjukkan arti, Kecintaan Allah kepada orang-orang yang Tawakkal, huruf Nun menunjukkan arti Nurullah (cahaya Allah). Maka dari itu Ramadlan juga disebut dengan “Syahru Ridwan (bulan penuh keridlo’an), Syahru Dloman, Ulufah, Nawal dan kemulian bagi kekasih Allah dan orang-orang yang berprilaku baik”.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Bulan Ramadlon adalah anugrah dan nikmat yang agung yang telah diberikan oleh Allah swt kepada seluruh umat Nabi Muhammad saw dengan wujudnya bulan ramadlon. Di dalamnya terdapat keutamaan- keutamaan dan hikmah khusus yang diberikan Allah kepada hambanya yang ikhlas dan tulus menjalankan ibadah puasa, serta ibadah-ibadah lainnya. maka alangkah agung dan baiknya dengan masuknya bulan, seluruh umat Islam diseluruh penjuru dunia hendaknya lebih meningkatkan amal ibadahnya dan membersihkan hatinya dengan menjalankan segala bentuk amal kewajiban dan kesunahan-kesunahan, Terutama menjelang akhir bulan Ramadlan agar lebih ditingkatkan lagi demi mendapatkan malam yang amat didambakan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni malam Lailatul Qodar. Dan bulan Ramadlon adalah bulan yang sangat mulia dan penuh berkah, tiada bulan yang lebih mulia dari-nya, karena pada malam itu Allah menurunkan kalam sucinya, didalamnya juga banyak keutamaan tersendiri yang telah termuat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Nabi Muhammad bersabda :
مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ
Artinya : “Barang siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadlan, maka Alloh akan mengharamkan jasadnya untuk neraka”.
لَوْ تَعْلَمُ أُمَّتِيْ مَا فِيْ رَمَضَانَ لَتَمَنَّوْا أَنْ تَكُوْنَ السَّنَةُ كُـلُّهَا رَمَضَانُ
Artinya : “Andaikata umatku mengetahui keutamaan di dalam bulan Ramadlan, niscaya, mereka akan mengharapkan seluruh tahun menjadi bulan Ramadlan”.
مَنْ حَضَرَ مَجْلِسَ الْعِلْمِ فِيْ رَمَضَانَ كَتَبَ اللهُ تَعَالَى بِكُلِّ قَدَمٍ عِبَادَةَ سَنَةٍ وَيَكُوْنُ مَعِيْ تَحْتَ الْعَرْشِ، وَمَنْ دَاوَمَ عَلَى الْجَمَاعَةِ فِىْ رَمَضَانَ أَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى بِكُلِّ رَكْعَةٍ مَدِيْنَةً تُمْلأُ مِنْ نِعَمِ اللهِ تَعَالَى.
Artinya : “Barang siapa menghadiri majlis ilmu pada bulan Ramadlan, maka Alloh akan menulis dari setiap (langkah) telapak kakinya dengan ibadah selama satu tahun. Dan dia akan bersamaku di bawah ‘Arsy. Barang siapa senantiasa berjama’ah sholat pada bulan Ramadlan, maka Alloh akan memberinya dari setiap rakaat dengan sebuah kota yang dipenuhi oleh nikmat-nikmat Alloh Ta’ala”.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barang siapa berpuasa Ramadlan karena percaya kepada Alloh dan hanya mengharapkan (ridlo) kepada Alloh, maka akan diampuni semua dosa yang telah dilakukannya”.
رَمَضَانُ قَلْبُ السَّنَةِ، إِذَا سَلِمَ سَلِمَتِ السَّنَةُ كُلُّهَا
Artinya: “Ramadlan adalah bagaikan hatinya tahun. Jikalau selamat (baik) maka akan selamat (baik) pula seluruh tahunnya”.
Keutaman-Keutamaan Bulan Ramadlan
Sering sekali kita mendengarkan dan membaca hadits-hadits/sabda Nabi saw yang berisikan kabar gembira saat kedatangan bulan Ramadlan. Rasulullah saw menyatakan bahwa bulan Ramadlan merupakan bulan yang mulia dan penuh berkah, bulan dibukanya pintu rahmat dan pintu surga, ditutup rapat-rapat seluruh pintu Jahannam dan syetan-syetan dibelenggu. Bulan Ramadlan juga mempunyai keutamaan-keutamaan yang sangat banyak. Diantaranya adalah :
1) Bulan Ramadlan adalah bulan dimana Allah swt menurunkan al-Qur’an secara keseluruhan dari Lauhil Mahfudz ke-Baitil ‘Izza (langit dunia /langit terdekat), Sebagaimana firman Allah SWT :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ (البقرة: 85)
Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadlan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS. Al-Baqoroh : 185).
2) Allah menententukan malam lailatul Qodar pada bulan Ramadlan. keajaiban malam seribu bulan adalah malam dimana seorang hamba beribadah pada malam tersebut maka akan dilipat gandakan pahalanya melebihi ibadah seribu bulan. Allah SWT berfirman :
إنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (القدر : 1-3)
Artinya : “Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS. Al-Qodar : 1-3).
Telah dijelaskan dalam kitab tafsir dari Mujahid ra, ia berkata: bahwasaannya malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (lailatul Qodar) tidak akan pernah ada pada bulan-bulan yang lainnya.
3) Bulan Ramadlan adalah bulan diwajibkannya berpuasa bagi umat Islam, yang berarti kita telah melaksanakan salah satu rukun-rukun Islam. Kerena dengan diwajibkannya berpuasa kita bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagaimana sabda Nabi SAW :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الإِسْلامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ (رواه ا البخاري ومسلم)
Artinya: ”Dari Ibnu Umar ra berkata, Rasululloh SAW telah bersabda; Islam didirikan atas lima perkara, bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, ibadah haji dan puasa Ramadlan”. (HR. Bukhory dan Muslim).
Dan firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة : 183)
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqoroh : 184 )
4) Seseorang yang bersedekah pada bulan Ramadlan itu lebih baik dari pada sedekah pada bulan-bulan lainnya dan akan dilipat gandakan pahalanya dan ia akan dimasukkan surga oleh Allah SWT. Nabi SAW telah bersabda :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ «مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِى سَبِيلِ اللهِ نُودِىَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللهِ، هَذَا خَيْرٌ. فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ». فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رضى الله عنه بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى يَا رَسُولَ اللهِ، مَا عَلَى مَنْ دُعِىَ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ، فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ: « نَعَمْ. وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ» (رواه البخاري).
Artinya: “Abu Hurairah r.a. mengatakan, bahwa Rasulullah bersabda; “Barangsiapa yang memberi nafkah dua istri (dengan apa pun) di jalan Allah, maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Wahai hamba Allah, ini lebih baik.’ (Dan dalam satu riwayat: Ia akan dipanggil oleh para penjaga surga, yakni oleh tiap-tiap penjaga pintu surga, ‘Hai kemarilah.’). Barangsiapa yang ahli shalat, maka ia dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa yang ahli jihad, maka ia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa yang ahli puasa, maka ia dipanggil dari (pintu puasa dan) pintu Rayyan. Dan, barangsiapa yang ahli sedekah, maka ia dipanggil dari pintu sedekah.” Abu Bakar berkata, “(Tebusan) engkau adalah dengan ayah dan ibuku, wahai Rasulullah. Apakah ada keperluan bagi yang dipanggil dari seluruh pintu itu? Apakah ada orang yang dipanggil dari seluruh pintu itu?” (Dalam satu riwayat: “Wahai Rasulullah, itu yang tidak binasa?)” Beliau bersabda, “Ya, dan aku berharap engkau termasuk golongan mereka”. (HR. Bukhori)
5) pada bulan Ramadlan syetan-syetan dan jin dibelenggu oleh Allah, pintu-pintu neraka dikunci (ditutup) dan pintu-pintu surga dibuka dengan lebar. Agar kita merasa senang dan merasa ringan dalam menjalankan ibadah, agar kita berlomba-lomba, bermurah diri untuk meningkatkan dan memperbanyak amal kebaikan, karena pada malam romdlon malaikat akan menyeru dan memanggil kepada umat manusia. Dan barang siapa yang memburu memperbanyak amal kebaikan pada bulan Ramadlan maka ia akan dibebaskan dari api neraka. Sebagaimana Hadist Nabi SAW :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ (رواه الترمذي)
Artinya: “Saat awal bulan Ramadlan tiba, maka syetan-syetan dan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak satupun dibuka, pintu-pintu surga dibuka tidak satupun yang dikunci, lalu ada suara berkumandang, “Wahai pencari kebaikan, sambutlah (kebaikan Ramadlan)! Wahai pemburu keburukan, berhentilah! Dan Allah akan membebaskan dari Neraka”. Hal ini terjadi setiap malam (HR. Turmudzyi).
Hadist Dari Abu Hurairah ra :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ: «قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرٌ مُبَارَكٌ رَمَضَانُ اِفْتَرَضَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَيُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حَرُمَ خَيْرهَا فَقَدْ حَرُمَ» (رواه أحمد والنسائي)
Artinya: “Abi Hurairah berkata: telah bersabda: “Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadlan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya, pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat, juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa”. (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).
6) Sesorang yang mau menghidupkan dan mengisi malam bulan Ramadlan dengan melakukan sholat tarawih, dzikir, membaca al-Qur’an dan iktikaf atau amal ibadah lainnya yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, maka ia akan diampuni dosa-dosanya.
Sebagaimana Hadist Nabi SAW :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ”. (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: ”Dari Abi Hurairah ra: sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: “barang siapa yang melakukan ibadah (sholat tarawih) dibulan Ramadlan hanya karena iman dan mengharapkan ridlo dari Allah, maka baginya di ampuni dosa-dosanya yang telah lewat”. (HR. Bukhoryi dan Muslim).
Dan Hadist Nabi :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ ( رواه البخاري).
Artinya : “Ibnu Abbas r.a. berkata; Rasulullah saw. adalah orang yang paling suka berderma (dalam kebaikan), dan paling berdermanya beliau adalah pada bulan Ramadlan ketika Jibril menjumpai beliau. Ia menjumpai beliau pada setiap malam dari (bulan) Ramadlan (sampai habis bulan itu), lalu Jibril bertadarus Al-Qur’an dengan beliau. Sungguh Rasulullah saw. adalah (ketika bertemu Jibril) lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang dilepas”. (HR. Bukhory).
7) Allah SWT akan melipat gandakan pahala ibadah umroh yang dilakukan pada bulan Ramadlan melebihi pada ibadah umroh yang dilakukan pada bulan-bulan lainnya, sehingga pahalanya menyamai pahala ibadah haji.
Sebagimana hadist Nabi SAW :
عن ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: “عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً”.
Artinya : “Dari Ibnu Abbas telah berkata, Rasulullah SAW telah bersabda; ”ibadah umroh yang dikerjakan pada bulan Ramadlan itu menyamai pahala ibadah haji “.
8) Puasa Ramadlan yang kita lakukan ini menjadi pelebur atas dosa -dosa yang telah kita lakukan dari satu Ramadlan ke Ramadlan yang lain.
Dan masih banyak sekali Al-qur’an dan Al-Hadist yang menjelaskan tentang keutamaan bulan Ramadlan.
Catatan:
Pada bulan Ramadlan pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan setan-setan diikat. Betapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat dalam bulan Ramadlan. Maka kita harus memanfaatkan kesempatan emas ini untuk bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan beramal shalih, semoga kita termasuk orang-orang yang diterima amalnya dan beruntung.
Perlu diingat, bahwa ada sebagian orang (semoga Allah menunjukinya) mungkin berpuasa tetapi tidak shalat, atau hanya shalat pada bulan Ramadlan saja. Orang seperti ini tidak berguna baginya puasa, haji, maupun zakat. Karena shalat adalah sendi agama Islam yang ia tidak dapat tegak kecuali dengannya. Sabda Nabi saw : “Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad, siapa yang menjumpai bulan Ramadlan, namun setelah bulan itu habis dan ia tidak mendapat ampunan, maka jika mati ia masuk Neraka. Semoga Allah menjauhkannya. Katakan : Amin!. Aku pun mengatakan: Amin.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya)”
Maka seyogjanya waktu-waktu pada bulan Ramadlan dipergunakan untuk berbagai amal kebaikan, seperti shalat, sedekah, membaca Al-Qur’an, dzikir, do’a dan istighfar. Ramadlan adalah kesempatan untuk menanam bagi para hamba Allah, untuk membersihkan hati mereka dari kerusakan. Juga wajib menjaga anggota badan dari segala dosa, seperti berkata yang haram, melihat yang haram, mendengar yang haram, minum dan makan yang haram agar puasanya menjadi bersih dan diterima serta orang yang berpuasa memperoleh ampunan dan pembebasan dari api Neraka.