Selasa, 18 April 2017
WAKTU DAN KEHIDUPAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim
KARENA dorongan "Al-Qur'an" dan "Sunnah" para ulama kita dahulu sangat ketat dalam memelihara waktu. Dalam sejarah, tercatat "Imam Hasan Al-Bashri" dengan sangat arif dan bijak mengomentari kehidupan para "salafusshalih" dengan tegas ucapannya mengatakan;
"Aku pernah bertemu dengan kaum yang perhatiannya terhadap "waktu" lebih besar dari pada terhadap harta bendanya." Beliau juga pernah mengatakan; "Manusia itu tak lebih dari gugusan waktu. Setiap kali hilang "waktu" hidupnya, berarti "hilang" pula kesempatannya untuk melakukan amal kebaikan," ucapnya.
PARA ulama pewaris "Nabi" selalu berusaha mengisi setiap detik yang mereka miliki dengan "beribadah" dan beramal shaleh, melakukan kebaikan, dan menebar kebajikan. Mereka akan sangat merasa menyesal bila "waktu" berlalu begitu saja, hanya kumpul makan dan minum, bincang-bincang, sana sini, sepi dari pahala. Bagi mereka "waktu" adalah ibadah. Ini sangat jauh berbeda dengan pandangan para "pengagung" materi yang mengatakan "waktu" adalah "uang" time is money.
KEWAJIBAN menghargai "waktu" digambarkan dalam hadits Nabi "Rasulullah" Shallallahu 'Aalaihi Wa Sallam bersabda; "Pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima. Pertama, waktu sehatmu sebelum datang saat sakitmu. Kedua, waktu senggangmu sebelum datang kesibukanmu. Ketiga, masa mudamu sebelum masa tuamu. Keempat, saat kayamu sebelum jatuh miskinmu. Dan kelima, masa hidupmu sebelum saat kematianmu." (HR. Baihaqi)
ARTINYA disaat sehat, memiliki kelapangan, muda, berharta, dan masih hidup, kita (diri) memiliki "potensi" untuk melakukan yang terbaik. Berbagi, bagi sesama terlebih lagi bagi orang yang kita sayangi, berbuatlah kebahagiaan lebih baik untuknya. Tetapi, manakala salah satu dari lima faktor diatas terganggu, kita akan kehilangan momentum untuk beramal. Sekedar contoh, bila kita sakit, upaya kita mencari nafkah atau bekerja berbuat untuk kemaslahatan "umat" akan terganggu. Bila kita sudah berusia lanjut, tentu kita akan mengalami kesulitan dalam belajar atau menuntut ilmu. Karena itu, lima peluang yang ada hendaknya dipelihara dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan "amal" ibadah.
KESUKSESAN dunia dan akhirat hanya akan dicapai oleh orang-orang yang menghargai "waktu" dengan menyegerakan segala "kebaikan" yang akan diperbuatnya, tanpa menunda nunda. Karena "waktu" hidup terbatas dan tidak diketahui kapan berakhirnya. Setiap orang harus berbuat berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan "waktu" tanpa menunda perbuatan yang harus dilakukan. Seorang ulama lanjut usia pernah menasehati beberapa pemuda yang masih belia. Beliau berkata;
"Berbuatlah kamu sekalian, sebelum datang saat kamu tidak mampu untuk berbuat. Sebenarnya, saya ingin berbuat pada hari ini, namun saya tidak mampu lagi," ucapnya.
KHALIFAH "Umar bin Abdul Aziz" terkenal dengan kesibukannya yang luar biasa untuk kemajuan bagi kepentingan kesejahteraan umatnya dan mengerjakan "kewajibannya" kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga sunnah Nabi-Nya. Beliau menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan amanah yang diembannya dan jarang beristirahat, siang malam mengerjakan amal shaleh. Pada suatu hari, seorang sahabat yang merasa iba melihat kesibukan Khalifah berkata;
"Wahai Khalifah, tangguhkanlah penyelesaian ini sampai besok!" ucap sahabat.
Namun dengan tegas Khalifah menjawab; "Masalah satu hari saja sudah membuatku letih. Bagaimanakah masalah dua hari terkumpul menjadi satu ? Bagaimana saya bisa tenang ? Kalau kewajiban tanggung jawab hari ini, akan saya tunda besok ?"
SEORANG pakar ilmu "Ibnu Atta" berkata; "Kewajiban-kewajiban pada tiap-tiap "waktu" mungkin bisa diganti, namun hak-hak dari tiap-tiap "waktu" tidak mungkin diganti. Sesungguhnya, setiap "waktu" yang datang, Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberikan kewajiban yang baru kepada dirimu. Bagaimana kamu dapat mengerjakan kewajiban yang lain, padahal "hak" Allah sebelumnya belum kamu laksanakan?"
TEPATLAH pernyataan seorang mujahid dakwah asal Mesir "Hasan Al-Banna" berkata; "Kewajiban yang harus dilakukan, lebih banyak dari "waktu" yang tersedia." Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman;
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapatkan keberuntungan." (Qs. Al Maidah : 35)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar