Selasa, 15 Agustus 2017

Gus Dur

 "Gus Miek pernah dhawuh"

"Dandani anak, dandani bojo, nggae cangkem, nggae kata-kata, nasehat niku mpun boten usum. Sing usum damel getaran bathiniyyah. Termasuk anake di fatihai siji-siji, sopo weruh, kenek sinare fatihah, dadi kebuka anak-anake dadi sholeh, gelem nyantri, gelem sholat."
.
[Memperbaiki anak, memperbaiki istri, pakai mulut, pakai kata - kata, pakai nasehat itu sudah bukan musimnya. Sekarang yang musim pakai getaran batiniyyah. Termasuk anaknya di kirimi fatihah satu -satu, siapa tahu terkena sinar fatihah menjadi terbuka (hatinya). Anak-anaknya menjadi sholeh mau nyantri mau sholat].
.
#GusMiek #Ploso #Kediri #kiaiku #masyayikh #DzikrulGhofilin #Nahdlatululama #NU #semaanQuran #jantikomantab #waliyullah #santri #indonesia                      
[08:57, 15/8/2017] +62 858-5576-3360: IBLIS ITU KAN SENIOR NYA NABI ADAM===============Gus Dur : Lho, Iblis itu kan seniornya Nabi Adam
Santri: Maksudnya senior apa Gus ?

Gus Dur : Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari pada Nabi Adam dan Siti Hawa
Santri : Iblis tinggal di surga? Masak sih Gus?

Gus Dur : Iblis itu dulu nya juga penghuni surga, terus di usir. Lantas untuk menggoda Nabi Adam, Iblis menyelundup naik ke surga lagi dengan berserupa ular dan mengelabui merak sang burung surga. Jadi iblis bisa membisik dan menggoda Nabi Adam

Santri : Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang bisikin, tetap saja Nabi Adam yang salah. Gara- garanya, aku jadi miskin kayak gini

Gus Dur : Kamu salah lagi, Kang. Manusia itu tidak diciptakan untuk menjadi penduduk surga. Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal sebelum Nabi Adam lah. Eh, sebelum Nabi Adam diciptakan, Tuhan sudah berfirman ke para malaikat kalau Dia mau menciptakan manusia yang menjadi khalifah (wakil Tuhan) di bumi
Santri : Lah, tapi kan Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal di surga?

Gus Dur : Iya, sempat, tapi itu cuma transit. Makan buah terlarang atau tidak, cepat atau lambat, Nabi Adam pasti juga akan diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugas dari-Nya, yaitu memakmurkan bumi. Di surga itu masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan mengajari Nabi Adam bahasa, kasih tahu semua nama benda. (lihat Al- Baqarah : 31)
Santri : Jadi di surga itu cuma sekolah gitu Gus?

Gus Dur : Kurang lebihnya seperti itu. Waktu di surga, Nabi Adam justru belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah beliau turun ke bumi
Santri : Aneh

Gus Dur : Kok aneh? Apanya yang aneh ?
Santri : Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan kok setelah Nabi Adam gagal, setelah tidak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok jadi wakil Tuhan

Gus Dur : Lho, justru itu intinya. Kemuliaan manusia itu tidak diukur dari apakah dia bersih dari kesalahan atau tidak. Yang penting itu bukan melakukan kesalahan atau tidak melakukannya. Tapi bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru dan salah, Tuhan tahu itu. Tapi meski demikian nyatanya Allah memilih Nabi Adam, bukan malaikat
Santri : Jadi, tidak apa-apa kita bikin kesalahan, gitu ya, Gus ?

Gus Dur : Ya tidak seperti itu juga. Kita tidak bisa minta orang untuk tidak melakukan kesalahan. Kita cuma bisa minta mereka untuk berusaha tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang enggak
Santri : Lalu Nabi Adam berhasil atau tidak Gus?

Gus Dur : Dua-duanya
Santri : Kok dua-duanya ?

Gus Dur : Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar aturan, itu artinya gagal. Tapi mereka berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari surga), adalah keberhasilan
Santri : Ya kalo cuma gitu semua orang bisa. Sesal kemudian tidak berguna, Gus

Gus Dur : Siapa bilang? Tentu saja berguna. Karena menyesal, Nabi Adam dan Siti Hawa dapat pertobatan dari Alloh dan dijadikan khalifah (lihat Al-Baqarah: 37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir dari surga, tapi karena tidak tobat, dia terkutuk sampe hari kiamat
Santri : Ooh…

Gus Dur : Jadi intinya begitu lah. Melakukan kesalahan itu manusiawi. Yang tidak manusiawi, ya yang iblis itu kalau sudah salah tapi tidak mau mengakui kesalahannya justru malah merasa bener sendiri, sehingga menjadi sombong
Santri : Jadi kesalahan terbesar Iblis itu apa, Gus? Tidak mengakui Tuhan ?

Gus Dur : Iblis bukan atheis, dia justru monotheis. Percaya Tuhan yang satu
Santri : Masa sih, Gus ?

Gus Dur : Lho, kan dia pernah ketemu Tuhan, pernah dialog segala
Santri : Terus, kesalahan terbesar dia apa ?

Gus Dur : Sombong, menyepelekan orang lain dan memonopoli kebenaran
Santri : Wah, persis cucunya Nabi Adam juga tuh

Gus Dur : Siapa? Ente?
Santri : Bukan. Cucu Nabi Adam yang lain, Gus. Mereka mengaku yang paling bener, paling sunnah, paling ahli surga. Kalo ada orang lain berbeda pendapat akan mereka serang. Mereka tuduh kafir, ahli bid’ah, ahli neraka. Orang lain disepelekan. Mereka mau orang lain menghormati mereka, tapi mereka tidak mau menghormati orang lain. Kalau sudah marah nih, Gus. Orang-orang ditonjokin, barang-barang orang lain dirusak, mencuri kitab kitab para ulama. Setelah itu mereka bilang kalau mereka pejuang kebenaran. Bahkan ada yang sampe ngebom segala loh

Gus Dur : Wah, persis Iblis tuh
Santri : Tapi mereka siap mati, Gus. Karena kalo mereka mati nanti masuk surga katanya
Gus Dur : Siap mati, tapi tidak siap hidup
Santri : Bedanya apa, Gus?

Gus Dur : Orang yang tidak siap hidup itu berarti tidak siap menjalankan agama
Santri : Lho, kok begitu?

Gus Dur : Nabi Adam dikasih agama oleh Tuhan kan waktu diturunkan ke bumi (lihat Al- Baqarah: 37). Bukan waktu di surga
Santri : Jadi, artinya, agama itu untuk bekal hidup, bukan bekal mati ?

Gus Dur : Pinter kamu😀

Tidak ada komentar:

Posting Komentar